Susunan Hidrokarbon dalam Minyakbumi
Umumnya Petroleum berupa :
Persentase | Unsur – Unsur |
80 – 85 % | unsur C |
15 – 20 % | unsur H |
< 5% | unsur O, N, S, dll. |
.
Berdasar komposisi kimia komponen utamanya, petroleum adalah suatu seri homolog. (setiap penambahan atom C membuat senyawa ini memiliki rantai kimia yang makin panjang dan kompleks tetapi tetap memiliki pola yang serupa)
Minyak Bumi terdiri dari dua unsur dominan yaitu Hidrogen dan Karbon, namun kedua unsur ini dapat membentuk berbagai macam senyawa molekuler yang memiliki rantai panjang dan struktur lingkaran. Lebih lagi rantai yang terdiri dari C dan H ini dapat memiliki cabang ke berbagai arah hingga dapat membentuk berbagai macam struktur tiga dimensi. Salah satu sifat hidrokarbon ialah membentuk struktur molekul yang berlainan dengan susunan / rumus kimia yang sama. Hal yang demikian disebut isomer.
Selain dapat membuat rantai panjang dan struktur isomer, hidrokarbon juga dapat bersifat jenuh dan tak-jenuh. Bersifat jenuh jika terdapat ikatan rangkap satu saja (alkana). Sedangkan jika pada rangkaian tersebut terdapat ikatan rangkap dua (alkena) ataupun rangkap tiga (alkuna) akan bersifat tak-jenuh.
Ada beberapa sifat-sifat khusus lainnya dalam susunan minyak bumi
Pada umumnya hanya memperlihatkan susunan hidrokarbon yang bersifat jenuh
Hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak bumi merupakan berbagai macam seri homolog. Homolog merupakan suatu seri susunan hidrokarbon berdasarkan penambahan atom C sehingga akan membentuk suatu susunan yang hampir sama, menjadi lebih panjang ataupun membentuk suatu pola lingkaran
Rantai menerus yang berasal dari senyawa di berbagai jenis minyakbumi ialah golongan isomer dari seri homolog. Anggota pertama dari seri homolog selalu lebih banyak terkonsentrasi di dalam minyakbumi dibandingkan anggota lainnya yang susunan molekulnya lebih berat
Dua Kelompok Utama Seri Homolog
I. Golongan Alifatik
II. Golongan Siklik
1. Golongan Alifatik (Alkana atau Parafin)
Seri Parafin
Anggota n-parafin yang memiliki rumus umum berupa Cn H(2n+2) ini, berjumlah sebesar 25% dari suatu minyakbumi, namun belum termasuk gas-gasnya. Dalam fraksi bensin, kandungan seri hidrokarbon berantai lurus ini dapat mencapai 80%, sedangkan dalam minyak pelumas 0% – 25%. Minyakbumi yang bersifat ringan biasanya mengandung C5–C20 hingga penyusun utamanya. Kandungan seri ini dapat menurun hingga 0.7%-0.1% pada minyakbumi yang lebih berat
Propinsi Kalimantan Timur dikenal sebagai salah simpul utama investasi di Indonesia. Iklim investasi yang kondusif di dunia industri, melalui kegiatan eksplorasi dan eksploitasi terhadap sumber daya alam selain memberikan sumbangsih yang besar bagi pertumbuhan ekonomi provinsi juga berpotensi menyebabkan peningkatan resiko pencemaran dan perusakan lingkungan.
Di Propinsi Kalimantan Timur, industri berbasis kelautan seperti industri galangan kapal, tranportasi, perikanan, pelayaran, pertanian, kehutanan dan eksplorasi migas menjadi sektor industri unggulan. Beberapa dampak yang umum dijumpai dari kontaminasi dan pencemaran ke lingkungan antara lain adalah menghilangnya vegetasi dan fauna endemik, rusaknya struktur fisik vegetasi dan ekosistem laut dan pantai seperti terumbu karang, mangrove dan padang lamun, pada daerah onshore dimana instalasi industri berdiri dampak yang dapat diidentifikasi adalah menghilangnya lapisan top soil yang memiliki nilai penting secara biologis serta dihasilkannya limbah yang masuk didalam kategori B3 (bahan beracun berbahaya). Sebagai contoh, drill cutting, oil based mud, slop minyak, sludge minyak dan residu dasar tangki, adalah limbah B3 (kode limbah : D220 dan D221) dari kegiatan migas yang menurut PP No. 18 Jo. 85 Tahun 1999 berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik secara biologi, geologi, fisik, kimia dan sosekbud.
Berangkat dari permasalahan diatas, diperlukan suatu program pengelolaan lingkungan yang efektif dan efisien terhadap pengeolaan limbah minyak hasil kegiatan industri sehingga dampak balik (reverse effect) dari manfaat kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tidak menurunkan ataupun merusak kualitas lingkungan dan kesehatan manusia.
2. Karakteristik Minyak Bumi (crude oil)
Limbah minyak yang berasal dari minyak mentah (crude oil) terdiri dari ribuan konstituen pembentuk yang secara struktur kimia dapat dibagi menjadi lima famili:
a. Hidrokarbon jenuh (saturated hydrocarbons), merupakan kelompok minyak yang dicirikan dengan adanya rantai atom karbon (bercabang atau tidak bercabang atau membentuk siklik) berikatan dengan atom hidrogen, dan merupakan rantai atom jenuh (tidak memiliki ikatan ganda). Termasuk dalam kelompok ini adalah golongan alkana (paraffin), yang mewakili 10-40 % komposisi minyak mentah. Senyawa alkana bercabang (branched alkanes) biasanya terdiri dari alkana bercabang satu ataupun bercabang banyak (isoprenoid), contoh dari senyawa ini adlah pristana, phytana yang terbentuk dari sisa-sisa pigment chlorofil dari tumbuhan. Kelompok terakhir dari famili ini adalah napthana (Napthenes) atau disebut juga cycloalkanes atau cycloparaffin. Kelompok ini secara umum disusun oleh siklopentana dan siklohexana yang masanya mewakili 30-50% dari massa total minyak mentah.
b. Aromatik (Aromatics). Famili minyak ini adalah kelas hidrokarbon dengan karakteritik cincin yang tersusun dari enam atom karbon. Kelompok ini terdiri dari benzene beserta turunannya (monoaromatik dan polyalkil), naphtalena (2 ring aromatik), phenanthren (3 ring), pyren, benzanthracen, chrysen (4 ring) serta senyawa lain dengan 5-6 ring aromatic. Aromatik ini merupakan komponen minyak mentah yang paling beracun, dan bisa memberi dampak kronik (menahun, berjangka lama) dan karsinogenik (menyebabkan kanker). Hampir kebanyakan aromatik bermassa rendah (low-weight aromatics), dapat larut dalam air sehingga meningkatkan bioavaibilitas yang dapat menyebabkan terpaparnya organisma didalam matrik tanah ataupun pada badan air. Jumlah relative hidrokarbon aromatic didalam mnyak mentah bervariasi dari 10-30 %.
c. Asphalten dan Resin. Selain empat komponen utama penyusun minyak tersebut di atas, minyak juga dikarakterisasikan oleh adanya komponen-komponen lain seperti aspal (asphalt) dan resin (5-20 %) yang merupakan komponen berat dengan struktur kimia yang kompleks berupa siklik aromatic terkondensasi dengan lebih dari lima ring aromatic dan napthenoaromatik dengan gugus-gugus fungsional sehingga senyawa-senyawa tersebut memiliki polaritas yang tinggi.
d. Komponen non-hidrokarbon. Kelompok senyawa non-hidrokarbon terdapat dalam jumlah yang relative kecil, kecuali untuk jenis petrol berat (heavy crude). Komponen non-hidrokarbon adalah nitrogen, sulfur, dan oksigen, yang biasanya disingkat sebagai NSO. Biasanya sulphur lebih dominant disbanding nitrogen dan oxygen, sebaga contoh, minyak mentah dari Erika tanker mengandung kadar S, N dn O berturut-turut sebesar 2.5, 1.7, dan 0.4 % (Baars, 2002).
e. Porphyrine. Senyawa ini berasal dari degradasi klorofil yang berbentuk komplek Vanadium (V) dan Nikel (Ni).
3. Proses transformasi oil spill di laut
Ketika oil spill terjadi di lingkungan laut, minyak akan mengalami serangkaian perubahan/pelapukan (weathering) atas sifat fisik dan kimiawi. Sebagian perubahan tersebut mengarah pada hilangnya beberapa fraksi minyak dari permukaan laut, sementara perubahan lainnya berlangung dengan masih terdapatnya bagian material minyak di permukaan laut. Meskipun minyak yang tumpah pada akhirnya akan terurai/terasimilisi oleh lingkungan laut, namun waktu yang dibutuhkan untuk itu tergantung pada karakteristik awal fisik dan kimiawi minyak dan proses peluruhan (weathering) minyak secara alamiah. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi perubahan sifat minyak adalah:
· Karaterisik fisika minyak, khususnya gravitasi spesifik, viskositas dan rentang didih;
· Komposisi dan karakteristik kimiawi minyak;
· Kondisi meteorologi (sinar matahari (fotooksidasi), kondisi oseanograpi dan temperatur udara); dan
· Karakteristik air laut (pH, gravitasi spesifik, arus, temperatur, keberadaan bakteri, nutrien, dan oksigen terlaut serta padatan tersuspensi).
Adapun proses fisika-kimia yang bertanggungjawab didalam transformasi hidrokarbon minyak bumi antara lain adalah : penyebaran (spreading), penguapan (evaporation), disperse (dispersion), emulsifikasi (emulsification), disolusi, sedimentasi, dan oksidasi. Ilustrasi dari proses yang saling berinteraksi dalam mengubah sifat minyak digambarkan pada Gambar 1 dan Gambar 2.
4. Dampak Terhadap Lingkungan Pesisir dan Perairan Laut
Polutan dari jenis minyak mentah (crude oil) yang di Perairan Kalimantan Timur sering manjadi issue- issue lingkungan sehinnga dapat menjadi ancaman daerah terkait dengan iklim investasi. Adapun dampak dari limbah dalam bentuk tumpahan minyak ini secara spesifik menunjukan pengaruh negatif yang penting terhadap lingkungan pesisir dan perairan laut terutama melalui kontak langsung dengan organisma perairan, effek langsung terhadap kegiatan perikanan termasuk pariwisata laut dan efek tidak langsung melalui gangguan terhadap lingkungan.
Friday, November 28th, 2008
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Sejak akhir abad 18 suhu rata-rata global bumi telah meningkat sekitar 0,4 – 0,8°C. Para ilmuwan memperhitungkan bahwa suhu rata-rata bumi akan meningkat menjadi 1,4 – 5,8°C pada tahun 2100. Nilai peningkatannya menjadi lebih besar dibandingkan dengan nilai-nilai peningkatan yang pernah terjadi sebelumnya.
Para ahli mengkawatirkan bahwa kehidupan manusia dan ekosistem alam tidak akan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang sangat cepat. Suatu ekosistem adalah terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik di wilayah tertentu. Pemanasan global dapat menyebabkan banyak kerusakan.
Penyebab pemanasan global
Para ilmuwan mulai menyelidiki pemanasan global yang terjadi sejak akhir abad 18. Sebagian besar ahli berkesimpulan bahwa kegiatan manusialah yang menjadi penyebab utama meningkatnya pemanasan global yang seringkali dikenal dengan efek rumahkaca. Efek rumah kaca memanaskan bumi melalui suatu proses yang kompleks yang berhubungan dengan sinar matahari, gas, dan partikel-partikel yang ada di atmosfer. Gas-gas yang menahan panas di atmosfer disebut gas rumah kaca.
Kegiatan manusia yang menimbulkan pemanasan global adalah pembakaran minyak bumi, batu bara, dan gas alam dan pembukaan lahan. Sebagian besar pembakaran berasal dari asap mobil, pabrik, dan pembangkit tenaga listrik. Pembakaran minyak fosil ini menghasilkan carbon dioxide (CO2), yakni gas rumah kaca yang menghambat radiasi panas ke angkasa ruang. Pohon-pohon dan berbagai tanaman menyerap CO2 cari udara selama proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Pembukaan lahan dengan menebangi pohon-pohon ikut meningkatkan jumlah CO2 karena menurunkan penyerapan CO2, dan dekomposisi dari tumbuhan yang telah mati juga meningkatkan jumlah CO2.
Pengaruh pemanasan global
Pemanasan global yang terus menerus dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan. Tanaman dan binatang yang hidup di dalam laut menjadi terganggu. Binatang dan tumbuhan di daratan terdorong untuk berpindah ke habitat yang baru. Pola cuaca menjadi berubah menyebabkan tibulnya banjir besar, kekeringan, angin kencang, dan badai yang besar. Mencairnya es di kutub mengakibatkan peningkatan tinggi permukaan air laut. Penyakit-penyakit menyerang manusia secara meluas dan terjadi penurunan hasil panen di beberapa wilayah.
Gangguan kehidupan laut.
Dengan adanya pemanasan global suhu permukaan air laut menjadi lebih hangat, sehingga meningkatkan tekanan bagi ekosistem laut seperti batu karang yang menjadi putih. Pada proses ini karang-karang melepaskas ganggang yang memberikan warna dan makanan pada karang, sehingga karang menjadi putih dan mati. Peningkatan suhu air juga membantu menyebarkan penyakit-penyakit yang sangat mempengaruhi kehidupan mahkluk-mahkluk di dalam laut.
Perubahan habitat
Pergeseran secara luas terjadi pada habitat-habitat tanaman dan binatang. Beberapa spesies sangat sulit untuk dapat bertahan di habitatnya sekarang. Beberapa tanaman bunga tidak dapat berbunga tanpa mengalami musim dingin yang benar-benar dingin. Dan kegiatan manusia telah mempersulit tumbuhan dan binatang untuk mencapai habitat barunya bahkan tidak memungkinkan bagi tumbuhan dan binatang untuk mencari habitat baru.
Gangguan Cuaca
Kondisi cuaca yang ekstrim bisa sering terjadi sehingga lebih menambah daya rusak. Perubahan pola hujan dapat meningkatkan banjir dan kekeringan di beberapa daerah. Angin ribut dan badai tropis bisa muncul dengan kekuatan yang lebih besar.
Meningkatnya permukaan air laut
Peningkatan suhu global selama berabad-abad telah mencairkan sejumlah besar es yang melapisi sebagian besar antartika. Akibatnya tinggi permukaan air laut menjadi naik di seluruh dunia. Banyak wilayah pantai yang kebanjiran, erosi, hilangnya daratan dan masuknya air laut ke wilayah air tawar. Peningkatan permukaan air laut yang tinggi dapat menenggelamkan kota-kota pantai, negara kepulauan kecil, dan wilayah-wilayah yang tidak dihuni lainnya.
Mengancam kesehatan manusia.
Penyakit-penyakit tropis seperti malaria dan demam dapat menyebar kewilayah yang lebih luas. Penderita kanker kulit juga meningkat. Gelombang panas yang terus menerus dapat menyebabkan penyakit dan kematian. Banjir dan kekeringan meningkatkan kelaparan dan kekurang gizi.
Perubahan hasil panen.
Kanada dan sebagian rusia bisa jadi lebih diuntungkan dengan meningkatnya hasil panen, tetapi peningkatan yang terjadi tidak sebanding dengan kerugian yang disebabkan oleh kekeringan dan kenaikan suhu terutama apabila melebihi beberapa derajad celsius. Panen di wilayah tropis menurun drastis karena suhu sedemikian tingginya sehingga tidak dapat ditolerir oleh tanaman.
Membatasi pemanasan global
Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk membatasi pemanasan global. Kunci utamanya adalah:
1.membatasi emisi CO2 dan
2.menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah karbon dioksida memasuki atmosfer atau mengambil CO2 yang ada.
Membatasi emisi CO2
Tehnik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua penggunaan energi minyak sehemat mungkin.
Energi alternatif yang dapat digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energi nuklir, dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat dirubah menjadi energi listrik atau sumber panas yang bisa dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi panas bumi bisa dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Sumber energi alternatif memang lebih mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu untuk lebih menekan biaya.
Penggunaan minyak bumi secara efisien
Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar. Penemuan-penemuan telah mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran atau menggunakan mesin yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan tenaga batery listrik telah memasuki pasar, tetapi masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan bakar minyak. Bahan bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia menjadi energi listrik bisa dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan.
Menyembunyikan karbon dapt dilakukan dengan dua cara:
Di bawah tanah atau penyimpanan air tanah
Penyimpanan di dalam tumbuhan hidup.
Bawah tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO2 ke dalam lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah penyimpanan alami minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan memompakan Co2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut bumi akan membantu mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Hal ini bisa menutupi biaya penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam juga bisa menyembunyikan karbon dioksida.
Lautan juga dapat menyimpan banyak karbon dioksida, tetapi para ilmuwan belum dapat menetapkan pengaruhnya terhapad lingkungan hidup di dalam laut.
Penyimpanan di dalam tanaman hidup
Tumbuhan hijau menyerap Co2 dari udara untuk tumbuh. Kombinasi karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula sederhana yang disimpan di dalam jaringan. Setelah tanaman mati maka tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2. Ekosistem dengan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah seperti hutan atau perkebunan dapat menahan lebih banyak karbon, tetapi generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga ekosistem agar tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas kembali ke atmosfer.
Posted in News, Umum | 3 Comments »
INDONESIA Negeri Seribu Bencana
Friday, November 28th, 2008
Indonsia adalah negeri kaya nan indah. Terbentang mulai dari Sabang di Sumatra sampai Merauke di Papua. Hasil alam yang melimpah, tanah subur dan dikaruniai banyak tempat tempat indah membuat bangsa barat tertarik untuk menguasai Negeri Indonesia (pada jaman kolonial ). Negeri yang diibaratkan sebagai untaian ratna mutu manikam, negeri yang gemah ripah loh jinawi bahkan tongkat, kayu dan batupun jadi tanaman ( kata Koes Plus ) serta banyak lagi pengibaratan yang lainya yang menggambarkan betapa Indonesia adalah negeri yang subur dan indah. Tapi tidak tahu mengapa negeri indah tercinta ini selalu didera bencana bertubi tubi .baik itu bencana yang disebabkan oleh alam maupun yang disebabkan oleh manusia. Baik dikala kemarau ataupun disaat musim penghujan.
Musim hujan telah tiba. Dan seperti biasa negeri kita tercinta selalu didera berbagai bencana panjang yang seperti tak berkesudahan. Jika dimusim kemarau bencana datang dengan model kebakaran hutan, kemarau panjang , maka musim hujan selalu diiringi oleh banjir. Entah itu banjir bandang. Tanah longsor,banjir pasang air laut atau bamjir luapan sungai dan banjir karena tata kota yang kurang tepat dan buruk.
Begitu juga dengan Jawa Timur propinsi paling ujung di pulau Jawa. Akhir tahun 2007 ini banyak bencana yang terjadi di Jawa Timur. Pertama Gunung Kelud dengan peningkatan aktivitas vulkanisnya. Namun akhirnya tidak terjadi letusan besar yang membahayakan penduduk sekitar. Kedua banjir yang hanya ada di Jawa Timur yaitu banjir lumpur di Porong Sidoarjo yang belum jelas dan belum pasti bisa diatasi. Ketiga banjir – banjir yang disebabkan hujan deras dan drainase kota yang buruk. Setiap hujan deras banjir tidak pernah absen di Surabaya dan kota kota lainnya. Terakhir adalah banjir besar karena luapan sungai. Tercatat daerah Madura, daerah aliran sungai Brantas seperti Malang Kediri Trenggalek serta daerah aliran Bengawan Solo. Tercatat banjir melanda Madiun, Ngawi, Nganjuk, Bojonegoro dan Kabupaten Tuban. Banjir tahun ini merupakan yang terbesar bahkan lebih besar dari banjir hebat yang terjadi tahun 1992 dan 1996. Tidak terhitung lagi berapa luas wilayah yang tergenangi, tak terhitung lagi penderitaan para pengungsi yang diharuskan meninggalkan rumah mereka karena tergenang luberan bengawan Solo serta tak tehitung lagi berapa kerugian yang ditimbulkan akibat banjir baik secara langsung maupun tidak langsung.
Banyak alasan dan teori yang dikemukakan para pakar, banyak pula statement saling menyalahkan. Saling tuding siapa yang salah, siapa yang harus bertanggung jawab. Satu pihak mengklaim dibukanya pintu air di bendungan Gajah Mungkur Wonogiri sebagai penyebab terjadinya banjir. Pihak lain beralasan jika pintu air tidak dibuka, bendungan tidak mampu menampung air dan jika jebol akan terjadi bencana yang lebih dahsyat. Sebuah alasan yang sangat ironi dan kurang bisa diterima terutama oleh korban banjir. Terlepas dari siapa yang salah, siapa yang bertanggung jawab. Begitu banyak masyarakat yang dirugikan oleh adanya banjir yang melanda. Jika ditinjau lagi, kerusakan alam menjadi penyebab utama banjir. Penggundulan hutan di hulu sungai menyebabkan erosi tanah. Erosi membawa berjuta juta meter kubik tanah ke bendungan Gajah mungkur dan bagian Bengawan Solo lainya mulai hulu sampai ke hilir sungai. Berjuta-juta kubik tanah menyebabkan sedimentasi dan pendangkalan bendungan dan bengawan sehingga daya tampung bendungan dan Bengawan menjadi jauh berkurang. Karena daya tampungnya berkurang maka tiap musim hujan dikala air berlimpah, maka bendungan dan Bengawan tidak lagi mampu menampung, airpun meluap dan menggenangi semua area yang dilewati Bengawan Solo. Untuk itu solusi kongkrit pencegahan banjir adalah Reboisasi atau penanaman hutan kembali. Cara ini tidak bisa instant memberikan hasil. Tidak bisa sekarang menanam besok langsung tidak banjir. Namun lima, sepuluh atau dua puluh tahun lagi hasilnya akan sangat dirasakan. Bahkan jauh lebih baih dari pada cara cara yang lain. Jauh lebih baik dari sekedar pembuatan tanggul yang tinggi atau cara lainnya. Semua element masyarakat dan pemerintah harus berperan karena tanggung jawab akan penanggulangan bencana ada dipundak kita semua.
Posted in News, Umum | No Comments »
SEHATKAN ALAM DENGAN TANGAN KITA
Friday, November 28th, 2008
Indonesia adalah negara Maritim terbesar di dunia. Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan hutan terluas ketiga di dunia. Dengan keadaan tersebut banyak Negara di dunia yang bergantung kepada Indonesia akan suplay oksigen karena Negara kita adalah paru - paru dunia. Namun apa yang terjadi di Indonesia. Kerusakan lingkungan di Indonesia sudah memasuki taraf mengkhawatirkan. Masihkah kita ingat tahun lalu Guinness Book Of Record menganugrahkan penghargaan kepada negara kita sebagai negara dengan laju kerusakan hutan tercepat didunia. Sebuah prestasi yang harusnya membuat kita tertunduk malu. Dengan kondisi tersebut, apa yang sudah kita berikan kepada lingkungan di Indonesia?. Apa sumbangsih kita sebagai komunitas yang mengaku mencintai alam ?.
Sebagai negara Maritim terbesar di dunia Indonesia di Anugerahi garis pantai terpanjang di dunia. Efek global warming yang semakin mengkhawatirkan menyebabkan permukaan air laut meningkat dan mengancam kehidupan pantai di Indonesia. Berangkat dari kondisi tersebut, PATAGA SURABAYA sebagai penyelenggara TWKM XX memasukan agenda konservasi penanaman mangrove sebagai salah satu agenda dalam pelaksanaan TWKM XX di Jawa Timur. Mangrove adalah tumbuhan yang bisa diandalkan untuk membentengi daratan dari abrasi air laut.
Setelah melalui beberapa pertimbangan dan pengkajian, pelaksanaan penanaman mangrove dilaksanakan di Kelurahan Wonorejo Kecamatan Rungkut Kota Surabaya. Wonorejo dipilih karena dikawasan ini kondisi hutan mangrove sudah mulai rusak dan perlu segera diperbaiki sebelum hal hal buruk terjadi. Dengan dukungan penuh dari PT. HM Sampoerna dan dinas Kehutanan Propinsi Jawa Timur, peserta Temu Wicara TWKM XX diajak membuktikan dirinya bahwa mereka masih peduli dengan lingkungan. Sebanyak 5500 bibit mangrove jenis avicenia berhasil ditanam dipantai wonorejo yang mulai rusak. Medan berlumpur dan tajamnya kulit kerang tidak menyurutkan langkah mereka yang masih peduli dengan kelestarian lingkungan. Panasnya matahari Surabaya bukan suatu alasan untuk menyelamatkan dan menyehatkan alam. Walaupun hanya sedikit yang bisa, dilakukan paling tidak kita MAPALA Indonesia sudah ikut berperan dalam usaha pelestarian Lingkungan. Aksi kongkrit ini jelas jauh lebih bernilai dan lebih bermanfaat daripada aksi turun kejalan mengkritisi kebijakan pemerintah yang belum tentu didengar. Mudah mudahan langkah kecil dari Surabaya bisa berlanjut dan bisa dilakukan di daerah lain di Indonesia. Semoga langkah kecil ini jadi momentum kebangkitan pelestarian lingkungan selanjutnya. Semoga !!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar