1. Selalu menjaga kebersihan dan menggunakan wewangian.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Asim bahwa
Huzaifah pernah mengerjakan qiyam (ibadah malam) Ramadhan bersama Rasulullah dan melihat bahwa Rasulullah SAW mandi pada malam itu.
Ibnu Jarir pula berkata bahwa sahabat-sahabat nabi menyukai mandi pada malam-malam terakhir bulan Ramadhan
Demikian pula beberapa riwayat dari sahabat seperti Anas bin Malik dan ulama pada masa Tabiin menyatakan bahwa mereka akan mandi, memakai baju indah dan memakai harum-haruman apabila berada pada akhir bulan Ramadhan.
Apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, sahabat dan tabiin ini adalah satu upaya untuk menyambut dan merayakan dengan gembira kedatangan Lailatul Qadar, sembari berdoa untuk mendapatkan keampunan dan keberkahan.
2. Melaksanakan shalat sunnah, I’tikaf serta memperbanyak membaca Al-Quran.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan satu hadits dari Siti Aisyah ra, berkata: Rasulullah apabila telah masuk 10 akhir dari Ramadhan, maka Baginda akan menghidupkan malam-malamnya, membangunkan keluarganya dan mengikat pinggangnya .
Para sahabat dan ulama berbeda pendapat dalam memberikan penafsiran terhadap hadits diatas. Akan tetapi mereka sepakat bahwa Rasulullah melebihkan ibadahnya pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan.
Rasulullah tidak akan melalui (dengan membaca) ayat-ayat rahmat kecuali berharap Allah SWT memberikan rahmat itu dan tidak melalui (dengan membaca) ayat-ayat adzab kecuali mohon perlindungan kepada Allah SWT dari azab itu.
Selain shalat dan membaca Al Quran, di 10 hari terakhir Ramdahan, biasanya diisi oleh Rasulullah dengan ber-itikaf di masjid dan tidak tidur bersama isteri-isterinya. Hal ini berdasarkan hadits dari Siti Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Berkata: Bahwa Rasulullah beriktikaf pada 10 hari terakhir hingga wafat.
3. Dengan memperbanyak doa.
Rasulullah bersabda: Doa adalah otak segala ibadah. Doa juga kunci dari semua ibadah. Siti Aisyah diperintahkan oleh Rasulullah untuk memperbanyak doa pada 10 hari terakhir di malam bulan Ramadhan
Dalam satu hadits dari Siti Aisyah diriwayatkan Imam At-Tirmizi, Siti Aisyah diajarkan oleh Rasulullah SAW membaca doa pada malam Lailatul Qadar.
Ulama bersepakat bahwa doa yang paling utama pada malam Lailatul Qadar itu adalah doa yang meminta keampunan dan ke-maafan dari Allah SWT sebagaimana doa yang diajarkan Rasulullah kepada Siti Aisyah. Doanya berbunyi: Allahumma innaka afuwun tuhibbul afwa fa fu anni (artinya, Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun, maka ampunilah aku ini).
Pada malam itu Allah SWT akan mengabulkan semua permohonan dan doa, terkecuali terhadap empat golongan manusia. Ibnu Abbas berkata: “Semua doa pada malam itu diterima terkecuali doa orang meminum arak, anak yang durhaka kepada ibu bapak, orang yang selalu bertengkar dan mereka yang memutuskan silaturahim .
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barang siapa yang mendirikan Lailatul Qadar dengan iman dan ketakwaan, maka Allah akan menghapuskan semua dosanya yang telah lalu” . (HR. Bukhari dan Muslim).
(Semoga kita termasuk dalam barisan orang-orang yang diberi kesempatan menikmati indahnya malam seribu bulan…, malam yang penuh dengan barakah, malam yang penuh dengan keindahan, malam yang penuh dengan kasih-sayang, malam yang penuh dengan pengampunan, malam yang penuh dengan kebahagiaan…. malam yang tidak akan pernah dapat dilupakan sepanjang hayat…. Amin Ya Rabbil Alamin_)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar