Jumat, 10 Juli 2009

Kimia part 4

o Momen Dipol ( µ )

Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.

Dirumuskan :

µ = Q x r ; 1 D = 3,33 x 10-30 C.m

keterangan :

µ = momen dipol, satuannya debye (D)

Q = selisih muatan, satuannya coulomb (C)

r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)

Perbedaan antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen

No

Sifat

Senyawa Ion

Senyawa Kovalen

1

Titik didih

Tinggi

Rendah

2

Titik leleh

Tinggi

Rendah

3

Wujud

Padat pada suhu kamar

Padat,cair,gas pada suhu kamar

4

Daya hantar listrik

Padat = isolator

Lelehan = konduktor

Larutan = konduktor

Padat = isolator

Lelehan = isolator

Larutan = ada yang konduktor

5

Kelarutan dalam air

Umumnya larut

Umumnya tidak larut

6

Kelarutan dalam trikloroetana (CHCl3)

Tidak larut

Larut

Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet

1). Pengecualian Aturan Oktet

a) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet

Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari empat (4).

Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3

b) Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil

Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17

c) Senyawa dengan oktet berkembang

Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih).

Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5

2). Kegagalan Aturan Oktet

Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun post transisi.

Contoh :

ü atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2

ü atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3

Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :

1) Tidak mencapai oktet

2) Melampaui oktet ( oktet berkembang )

Penulisan Struktur Lewis

Langkah-langkahnya :

1) Semua elektron valensi harus muncul dalam struktur Lewis

2) Semua elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan

3) Semua atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet)

4) Kadang-kadang terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya dibentuk oleh atom C, N, O, P dan S)

Langkah alternatif : ( syarat utama : kerangka molekul / ion sudah diketahui )

1) Hitung jumlah elektron valensi dari semua atom dalam molekul / ion

2) Berikan masing-masing sepasang elektron untuk setiap ikatan

3) Sisa elektron digunakan untuk membuat semua atom terminal mencapai oktet

4) Tambahkan sisa elektron (jika masih ada), kepada atom pusat

5) Jika atom pusat belum oktet, tarik PEB dari atom terminal untuk membentuk ikatan rangkap dengan atom pusat

Resonansi

a. Suatu molekul atau ion tidak dapat dinyatakan hanya dengan satu struktur Lewis.

b. Kemungkinan-kemungkinan struktur Lewis yang ekivalen untuk suatu molekul atau ion disebut Struktur Resonansi.

Contoh :

c. Dalam molekul SO2 terdapat 2 jenis ikatan yaitu 1 ikatan tunggal () dan 1 ikatan rangkap ().

d. Berdasarkan konsep resonansi, kedua ikatan dalam molekul SO2 adalah ekivalen.

e. Dalam molekul SO2 itu, ikatan rangkap tidak tetap antara atom S dengan salah 1 dari 2 atom O dalam molekul itu, tetapi silih berganti.

f. Tidak satupun di antara ke-2 struktur di atas yang benar untuk SO2, yang benar adalah gabungan atau hibrid dari ke-2 struktur resonansi tersebut.

REAKSI REDOKS

A. TUJUAN PENGAMATAN

Untuk mengetahui bagaimana terjadinya reksi redoks dari perubahan warna atau pengkaratan.

B. DASAR TEORI

Korosi/pengkaratan = peristiwa terkikisnya logam oleh zat lain, misalnya pengkaratan besi oleh udara. Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat dijumpai pada bangunan, peralatan transportasi atau peralatan elektronik yang menggunakan komponen logam tertentu, seperti seng, tembaga atau besi.

Oleh karena itu, untuk pencegahan biasanya menggunakan pelapisan logam menggunakan listrik. Pelapisan menggunakan listrik lebih dikenal dengan istilah penyepuhan / electroplating, electroplating biasanya dilakukan terhadap logam-logam yang reaktif supaya tahan lama, terhindar dari korosi, dan memiliki penampilan menarik.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Air zuur 7. Gelas aqua 6 buah

2. Air cuka 8. Kabel

3. Air garam 9. Baterai

4. Air got 10. Paku

5. Air murni 11. Seng

6. Minyak tanah

D. CARA KERJA

1. Menyiapkan semua bahan yang ada,

2. Memasukkan masing-masing air (zuur, cuka, garam, got, murni dan minyak tanah) ke dalam gelas aqua,

3. Lalu memasukkan paku dan seng secara bersamaan,

4. Setelah itu amati apa yang terjadi (pengamatan dilakukan hari ke 1,3,6,10,15,21,28)

5. Untuk air murni paku dan seng dililitkan pada kabel yang sudah disambung ke baterai

E. HASIL PENGAMATAN

v Pengamatan ke I (Rabu, 27 februari 2008)

· Air accu/air zuur

- Sengnya tidak mengalami pengkaratan tetapi ketika dimasukkan langsung terdapat gelembung–gelembung dan pada hari rabu tersebut sengnya sudah hancur digantikan dengan serbuk hitam di dasar gelas aqua.

- Pakunya sama tidak terjadi pengkaratan dan ketika dimasukkan terdapat gelembung-gelembung dan masih ¼ bagian yang hancur.

· Air cuka

- Seng dan paku belum terjadi reaksi.

· Air garam

- Seng dan paku belum terjadi reaksi.

· Air got

- Seng dan paku belum terjadi reaksi.

· Minyak tanah

- Seng dan paku tidak terjadi reaksi

v Pengamatan ke II (Jum’at, 29 februari 2008)

· Air accu/air zuur

- Sengnya sudah hancur digantikan dengan serbuk hitam di dasar gelas aqua

- Paku juga sudah hancur dan digantikan dengan serbuk hitam di dasar gelas aqua

( Semakin banyak bagian dari seng dan paku semakin banyak pula gelembung yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya ).

· Air cuka

- Seng dan paku belum terjadi reaksi tetapi airnya berubah menjadi kekuningan.

· Air garam

- Seng belum terjadi reaksi

- Paku sudah mengalami pengkaratan tetapi hanya sedikit bagian

· Air got

- Seng belum terjadi reaksi

- Paku belum berkarat tetapi berubah warna menjadi hitam ½ bagian

· Minyak tanah

- Seng dan paku tidak terjadi reaksi

v Pengamatan ke III (Senin, 3 maret 2008)

· Air accu/air zuur

- Seng dan paku tidak mengalami pengkaratan tetapi bagian dari keduanya hancur

· Air cuka

- Seng dan paku belum berkarat tetapi warna airnya berubah menjadi coklat cerah

· Air garam

- Seng belum terjadi reaksi

- Paku sudah berkarat tetapi masih ¼ bagian

· Air got

- Seng belum terjadi reaksi

- Paku berubah warna menjadi hitam tetapi masih ¼ bagian

· Minyak tanah

- Seng dan paku tidak terjadi reaksi

v Pengamatan ke IV (Jum’at, 7 Maret 2008)

· Air accu/air zuur

- Bagian dari seng dan paku hancur digantikan dengan serbuk hitam di dasar gelas aqua

· Air cuka

- Seng dan paku belum berkarat tatapi airnya berubah menjadi coklat

· Air garam

- Sengnya belum terjadi reaksi

- Paku sudah berkarat tetapi masih sebagian

· Air got

- Seng belum terjadi reksi

- Paku berubah warna menjadi hitam tetapi masih ½ bagian

· Minyak tanah

- Seng dan paku tidak terjadi reaksi

v Pengamatan ke V (Rabu, 12 Maret 2008)

· Air Accu/air zuur

- Seng dan pakunya sudah hancur dan digantikan dengan serbuk hitam di dasar gelas aqua

· Air cuka

- Seng belum mengalami reaksi

- Paku tidak berkarat tetapi warnanya berubah menjadi berwarna hitam ½ bagian

( air cukanya berubah menjadi warna coklat keruh)

· Air garam

- Seng belum mengalami pengkaratan

- Paku sudah mengalami pengkaratan tetapi masih ½ bagian

· Air got

- Seng masih sedikit berkarat (hanya di sudut-sudut seng)

- Pakunya ada beberapa bagian yang berkarat ada juga beberapa bagian yang berwarna hitam

· Minyak tanah

- Seng sedikit sekali berkarat hanya berupa beberapa titik di beberapa bagian

- Paku juga sudah mulai berkarat tetapi hanya sedikit bagian

(di dasar gelas aqua terdapat gelembung menyerupai kaldu berwarna kuning kecoklatan)

v Pengamatan ke VI (Selasa, 18 Maret 2008)

· Air accu/air zuur

- Seng dan pakunya sudah hancur dan digantikan dengan serbuk hitam di dasar gelas aqua.

· Air cuka

- Seng belum mengalami reaksi

- Paku tidak berkarat tetapi warnanya berubah menjadi hitam keseluruhan

(Di atas air cuka terdapat banyak busa dan air cukanya berwarna coklat)

· Air garam

- Seng belum mengalami pengkaratan

- Paku sudah berkarat tetapi hanya ½ bagian dan ada yang berwarna hitam di tengah-tengah yang berkarat tersebut

· Air got

- Seng masih sedikit berkarat

- Paku ada bagian yang berkarat ada juga yang berwarna hitam semuanya itu masih ¼ bagian

· Minyak tanah

- Seng masih sedikit yang berkarat hanya di beberapa bagian

- Paku masih sedikit yang berkarat

(Ada gelembung yang menyerupai kaldu berwarna kekuningan di dasar gelas aqua)

v Pengamatan ke VII (Selasa, 25 Maret 2008)

· Air accu/air zuur

- Seng dan pakunya sudah hancur dan digantikan dengan serbuk hitam di dasar gelas aqua

· Air cuka

- Seng belum terjadi reaksi

- Paku tidak berkarat tetapi warnanya berubah menjadi hitam keseluruhan

(Di atas air cuka terdapat banyak busa berwarna coklat dan air cukanya pun berwarna coklat pekat)

· Air garam

- Seng belum terjadi reaksi

- Paku masih ½ bagian yang berkarat, dan di tengah-tengah yang berkarat tersebut terdapat warna hitam

· Air got

- Seng belum terjadi reaksi

- Paku sudah berkarat ½ bagian, ada yang berwarna hitam di tengah-tengah yang berkarat

· Minyak tanah

- Seng belum terjadi reaksi

- Paku masih dibeberapa bagian saja yang berkarat

(Di atas gelas aqua ada gelembung seperti kaldu berwarna kekuningan)

v Pada hasil pengamatan yang kedua yang menggunakan baterai ternyata kuran dari 4 jam paku dan seng sudah hancur dan terdapat gelembung kecil-kecil menyertai reaksi tersebut.

F. KESIMPULAN

Bahwa pengkaratan merupakan salah satu reaksi redoks yang sangat merugikan bagi manusia.

Pengkaratan terjadi disebabkan oleh logam tersebut merupakan unsur reaktif sehingga mudah bereaksi dengan oksigen / dengan kata lain pengkaratan merupakan reaksi oksidasi terhadap suatu logam sehingga logam tersebut bisa menjadi rusak.

2Fe(s) + 3/2O2(g) + 3H2O(l ) 2Fe(OH)3




Tidak ada komentar:

Posting Komentar